Rabu, 23 Mei 2012

Konsep Makanan Vegatarian Cepat Saji

Perkenalkan pemain baru di dunia makanan cepat saji, Zen Burger. Beberapa diantara Anda mungkin akan berkata bahwa yang satu ini bukanlah burger. Yah meski Anda akan menemui menu berlabel “beef” burger, crispy "chicken" sandwich, “tuna fish” sandwich, "shrimp" basket, dan banyak lagi, Anda jangan tertipu.

 Zen Burger yang beralamat di Lexington Aveneue 465 New York, ini merupakan restoran makanan cepat saji berkonsep sederhana, menciptakan citarasa McDonald's tapi tanpa sedikitpun ada produk daging di dalamnya.

 Pemiliknya adalah James Tu, warga asli Taiwan yang datang ke Amerika pada tahun 1993. Tu telah menyiapkan dengan matang konsep ini untuk dikembangkan menjadi satu jaringan nasional, sehingga dalam beberapa tahun lagi Zen Burger mungkin telah mangkring di lokasi dekat dengan Anda.
 Tu sebenarnya baru sembilan tahun lalu menjadi vegetarian. Tapi secara cepat ia harus menghadapi terbatasnya alternatif pilihan makanan vegetarian yang berkualitas di New York. Menurutnya hanya restoran Zen Palate yang memiliki kualitas yang diinginkannya. Tu berhenti dari pekerjaannya mengelola $350 juta aset sebagai penasehat investasi Gerstein Fisher tiga tahun lalu dan mengembangkan usahanya sendiri dengan membeli Zen Palate.

Walaupun berkonsep makanan vegetarian bukan berarti ini makanan sehat. Tu merujuk Zen Burger lebih kepada keunggulan rasa daripada mengusung pesan moral makanan sehat, jadi Anda jangan melihatnya murni sebagai tempat diet.
"Kuncinya adalah rasa,” kata Tu. "Idealnya, saya tidak ingin orang-orang tahu bahwa yang sedang mereka makan adalah makanan vegetarian.” Tapi bagaimanapun Zen Burger memang cukup sehat jika dibandingkan dengan McDonald's: 30% lebih rendah kalori.

Memang dari beberapa pengakuan, Tu tidak hanya pas mengena pada titik rasa, tapi juga dari segi tekstur daging imitasinya, seperti popcorn shrimp, tuna salad, dan fish patties yang pas sesuai baik dari sisi kelembutan dan kekenyalannya.

Langkah Tu bukan berarti tanpa hambatan. Secara demografi, Amerika bukanlah tempat untuk vegetarian. Meski angka pertumbuhan kaum vegetarian (yang benar-benar tidak mengkonsumsi ikan, daging burung, atau daging lain) di Amerika tumbuh secara mengesankan di dekade terakhir, tapi secara keseluruhan, menurut data dari Baltimore-based Vegetarian Resource Group (VRG) tahun 2006, cuma mewakili sekitar 2,3% dari populasi.

Tapi Tu memiliki asumsi yang berbeda, "Hal ini bukanlah karena tidak ada permintaan, tapi karena ketiadaan akses pada makanan yang berkualitas." Untuk itulah ia menawarkan konsep yang berbeda.

Dari angka vegetarian tersebut, Tu membidik angka yang lebih besar. Ia menggarap pangsa para "flexitarians," yaitu mereka yang jarang makan daging, atau semi vegetarian. Berdasarkan VRG angkanya cukup mengesankan, sekitar 20%-25% dari populasi Amerika. Mereka ini adalah mereka-mereka yang biasanya atau sesekali menganggarkan menu vegetarian untuk diet. Hal yang membuat laju bisnis ini cukup menjanjikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar